Selasa, 04 Oktober 2011

Wedang Uwuh Khas Jogja Ternyata Terbuat dari Sampah

Racikan Jamu Uwuh

Pertama kali coba jamu ini, pas gue sedang study tour ke Jogja. Temen gue, orang Purwodadi yang pernah lama tinggal di Jogja yang pertama mengenalkan jamu ini. Awalnya, dia minta ijin keluar hotel untuk mengunjungi salah satu saudaranya. Katanya sih, mau ambil pesanan. Yup, jamu uwuh itu. Gue sih lempeng aja nggak ada rasa penasaran, apa sih jamu uwuh itu. Secara, gue juga nggak terlalu suka sama yang namanya jamu. Katanya sih, jamu khas Jogja gitu. Nggak lama, temen gue dateng dengan memamerkan sesuatu yang aneh buat gue. Seperti racikan sesuatu yang dikemas dalam plastik. Nampak seperti minuman berwarna coklat kemerah-merahan gitu. Barulah gue penasaran. Ini barang apaan sih, aneh banget. Kayak air teh yang dicampur dengan daun-daun, akar-akar pohon, bahkan kayak ada ranting-ranting pohon juga, he he he....
Dengan terpaksanya, gue cicipin jamu itu. Hmmm...ternyata manis, nggak pahit kayak jamu-jamu pada umumnya. Kayak ada gula merahnya gitu. Rasa yang lain tu kayak apa ya? Bener-bener rasa baru gitu lah pokoknya. Terus ditambah lagi dengan sensasi dingin mentol. Mungkin ada daun mentolnya kali ya.
Beberapa bulan kemudian gue nggak sengaja nonton salah satu program TV, yaitu Jika Aku Menjadi.... Nah, episode kali itu menampilkan sosok wanita yang hidup sendiri karena telah ditinggal suaminya yang kawin lagi saat hamil usia 8 bulan. Kasihan banget, sementara anaknya yang drop out dari SMA sudah menikah dan ikut suaminya. Otomatis ibu itu hidup sebatang kara hanya ditemani oleh kemiskinan. (Kok, malah mendongeng sih, bang? hehehe....). Lanjut! Ibu itu menghidupi dirinya dengan cara menjual jamu racikannya sendiri. Yup, ibu itu menjual jamu uwuh racikannya sendiri. Ternyata apa coba, sampai dinamakan jamu uwuh. Ibu itu memunguti daun-daun yang berjatuhan di kompleks makam keraton Imogiri. Ya, sampah daun itulah yang nantinya akan diramu menjadi jamu khas Jogja itu. Nggak nyangka, dulu gue pernah nyobain ternyata jamu itu terbuat dari sampah. Tahu begitu sejak dari dulu, pasti ada rasa jijik kan? Tapi setelah nonton acara realiti itu, gue bener-bener terharu. Gue makin getol cari info soal jamu khas Jogja ini via internet. Ternyata, jamu ini sudah ramai dibahas di internet. Kok gue baru kali ini ya denger namanya. (Itu sih, karena kuper bang....he he he)
Uwuh dalam bahasa Jawa artinya sampah. Mungkin untuk produksi modern nggak dipungut dari sampah kali ya, tapi lebih karena ampas atau bahan-bahan minuman ini ketika sudah bercampur tampak seperti sampah tak berguna. Berbagai jenis herba yang menjadi isi kandungan wedang uwuh di antaranya adalah rimpang jahe, serutan Wit kayu secang, serutan kayu manis, cengkih, daun cengkih, daun pala. Kadang ditambahkan pula batang sereh atau daun jeruk. Bisa juga dibubuhi gula batu atau gula merah.
Dilirik dari bahan dasarnya, tidak heran bila wedang uwuh memiliki manfaat untuk kesehatan. Dari mulai jahe, rimpang yang satu ini lebih dari sekadar bumbu dapur. Jahe sudah dikenal manjur mengusir berbagai keluhan. Sifatnya yang panas bermanfaat sebagai penghangat.
Lebih dari itu, jahe, melalui banyak penelitian, terbukti manfaatnya untuk melancarkan peredaran darah. Jahe bersifat antikoagulan (antipembekuan darah) yang lebih hebat daripada bawang putih atau bawang merah.

Jahe juga mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati. Penelitian yang dilakukan para ahli di Jepang memperlihatkan, jahe dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer (aliran darah tepi).

Kayu manis memiliki sifat antioksidan dan membuat rasa wedang menjadi lebih nikmat. Banyak herbalis meyakini bahwa campuran jahe dan kayu manis berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidannya tinggi.
Wah, malah jadi pingin nih, sayangnya tempat gue jauh dari Jogja. Buat temen-temen dari Jogja boleh deh, kirimin satu karung racikan jamu uwuh ini. Buat cadangan satu tahun...he he he....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends