Senin, 17 Oktober 2011

Beralih Ke Sistem Listrik Prabayar Lebih Hemat Biaya

 Dengan semakin majunya teknologi, saat ini telah muncul sistem baru untuk membantu menghemat tagihan bulanan listrik, yakni dengan sistem prabayar. Pada sistem ini, kendali besaran beban tagihan bulanan listrik ada di tangan pelanggan. Penggunaan sistem pembayaran ini layaknya sistem prabayar telepon genggam, yang dapat mengendalikan pemakaian pulsa. Seperti halnya pulsa prabayar, PLN menyediakan jumlah nominal yang bisa kita beli sesuai kebutuhan maupun daya beli. Pilihan nominal minimal adalah 20.000, dan selanjutnya 50 ribu, 100 ribu, 150, ribu, 200 ribu, 250 ribu, 500 ribu, dan 750 ribu. Dengan menunjukkan nomor meter ke gerai pembayaran listrik, kita akan mendapatkan nomor token (20 digit angka) yang nantinya dimasukkan ke meteran kita. Sangat mudah kan seperti membeli voucer pulsa ponsel. Secara, loket pembayaran listrik online sekarang sudah menyebar ke pedesaan.

Tersedianya listrik tergantung dari berapa angka yang ditunjukkan di meteran khusus pelanggan prabayar ini. Untuk pasokan listrik, tak ada yang berbeda dengan ketika menggunakan pembayaran listrik yang biasa. Kelebihannya, dengan cara ini, nggak lagi perlu khawatir dengan melambungnya tagihan listrik, atau ancaman pemutusan listrik jika telat membayar tagihan. Tapi, jangan harap bisa nunggak-nunggak lagi bayar listriknya, ya.

PLN menyatakan sistem prabayar ini merupakan rangkaian kebijakannya untuk dapat mengontrol pasokan listrik dan daya terpakainya. Ide bagus lho, selain bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghemat pemakaian listrik sesuai keperluan, pengamat kelistrikan sendiri menyatakan kenaikan tarif listrik saat ini sulit dihindari mengingat beban keuangan PLN yang semakin berat. Kalau jumlah pelanggan yang suka nunggak berkurang, otomatis beban PLN semakin berkurang. Karena pelanggan sudah bayar duluan listriknya, ini cenderung membuat mereka terpaksa menggunakan listrik sehemat mungkin kan? Secara langsung penghematan energi bisa terkontrol. Berbeda kan dengan sistem tagihan atau pascabayar. Pelanggan cenderung masa bodoh menggunakan energi listrik. Pas tagihan keluar dan mendadak kaget karena tagihannya melambung, terpaksa nunggak karena anggaran kurang. Siapa yang rugi?

Total subsidi listrik terus membengkak menjadi 54 triliun rupiah dari yang diajukan APBN 2010, padahal alokasi sebelumnya hanya sebesar 37,8 triliun rupiah. Untuk menekan lonjakan subsidi listrik, Januari lalu pemerintah telah menaikan tarif dasar listrik bagi pelanggan kaya dengan daya diatas 6600 volt amper yang diperkirakan akan sedikit menekan lonjakan subsidi hingga Rp 2,8 triliun. Sedangkan opsi lainnya kini masih dalam pembahasan ditingkat kementerian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends