Kamis, 20 Februari 2014

WOW, Ternyata Indonesia Juga Impor Air

Tak hanya daging dan kedelai, ternyata Indonesia juga mengimpor air. Padahal, potensi air yang dimiliki Indonesia sangat besar mencapai 3,9 triliun meter kubik per tahun. Indonesia merupakan negara pemilik cadangan air terbesar kelima di dunia dengan potensi tersebut.

Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan Indonesia menjadi pengimpor air terbesar keenam di dunia setelah China.

Air yang diimpor sebanyak 101,7 miliar meter kubik. Sementara, pengimpor air nomor satu adalah Sri Lanka yang mengimpor air sebanyak 428,5 miliar meter kubik. "Tapi air yang diimpor masuk ke kategori tapak air atau water foot print. Dalam konsep air maya, suatu barang kan membutuhkan air, misal baju dari kapas yang tumbuh karena air. Pemintal kapas butuh air juga," jelas Arie.

Walaupun tidak dilihat secara utuh fisik airnya, Arie berkata, segala produk yang diimpor dan berasal atau mengandung unsur tersebut sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri.

Misalnya saja untuk beras, gandum, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi jalar, ubi kayu, wijen, sagu, dan lainnya yang kerap masuk ke Indonesia. Arie menyebutkan air maya yang diimpor dari semua komoditas itu pada 2011 mencapai 26,7 miliar meter kubik. "Kita punya banyak air, harusnya bisa meningkatkan produktivitas. Padahal kalau komoditas tadi diproduksi sendiri, Indonesia bisa sediakan lapangan pekerjaan bagi penduduknya," imbuh Arie.




Mungkin masih banyak diantara kita yang belum mengetahui tentang WATER FOOTPRINT/WF (TAPAK AIR/JEJAK KAKI AIR). Yuk kita sama-sama menambah pengetahuan tentang hal ini....
Water footprint (WF) adalah suatu konsep yang digunakan untuk melacak jumlah air yang dipergunakan oleh seseorang, suatu komunitas dan bisnis tertentu ataupun yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk.

WF dari suatu produk mengindikasikan
jumlah air yang terkandung di dalam produk tersebut, tidak terkandung dalam makna sebenarnya, tetapi secara virtual. Diartikan secara virtual karena menunjukkan total air yang digunakan pada seluruh proses produksi sebuah produk tersebut yang meliputi jumlah air hujan (green water footprint), air permukaan dan dalam tanah (blue waterfootprint) dan juga air yang diperlukan untuk mengolah limbah dari produk tersebut (grey waterfootprint).

Sebagai contoh, untuk memproduksi sebuah kemeja katun, mulai dari proses penanaman kapas, pemanenan, penggilingan, pembuatan benang, dan seterusnya, water footprintnya adalah sebesar 2500 liter. Selain itu, beberapa contoh jumlah WF dari produk lainnya yang biasa kita konsumsi sehari-hari seperti untuk produksi/membuat sebuah T'shirt diperlukan 2.700 liter air, 1 hamburger: 2.400 liter, 1 kg gula pasir: 1.500 liter atau 1 kg pasta kering: 1.560 liter air dan lain sebagainya.

WF dari produk-produk tersebut dihitung dengan menghitung jumlah air yang digunakan dalam seluruh proses produksinya. Selanjutnya, apakah Indonesia juga bisa dikatakan menyewa lahan di negara lain sedangkan di dalam negeri lahan masih tersedia? Terima kasih. Moga informasi ini bisa membantu dan menambah wawasan kita bersama.
(Koran Fesbuk-Vey/Metronews)

Kamis, 06 Februari 2014

Benang Merah Tragedi 11 September dan Quran Surat An-Nashr Ayat 1-2


Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para “teroris Islam.” Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.
Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox News Channel, dalam acara mingguan “In Focus” menggelar diskusi dengan mengundang enam orang nara sumber, bertemakan ”Stop All Muslim Immigration to Protect America and Economy.” Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika.
________________________________

Sangat banyak masyarakat Amerika tak percaya peristiwa 9/11 dilakukan oleh orang-orang Muslim. Fakta-fakta ilmiah telah mementahkan bahwa keruntuhan gedung kembar itu benar-benar oleh pesawat, melainkan oleh rencana peruntuhan gedung oleh bom yang sangat rapih oleh Yahudi Amerika. Yang sangat ironis dan mudah terbaca, gedung kembar tinggi itu ditabrak pesawat di atas, tapi runtuhnya ambruk rapih ke bawah (bukan terguling) yang menunjukkan bom sudah dipasangi dengan rapih di tiap lantai. Selain itu, kerangka baja gedung WTC yang sangat tinggi dan kokoh tidak akan membuatnya runtuh ditabrak pesawat, kecuali pesawat yang ukurannya minimal 5 kali lipat gedung itu.

Tapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan “logika akal sehat” manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan menemukan kedamaian didalamnya? 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina, Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya “tidak ada” dalam teori-teori gerakan sosial karena fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh “teori tangan Tuhan.”
Inilah perkataan Allah yang Maha Benar sudah diwahyukan ribuan tahun yang lalu :
“Idza ja-a nashrullahi wal fathu,
wara aytannas sayad khuluna fi dinillahi afwaja..”
(An-Nashr: 1-2)

(Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu akan melihat manusia masuk ke dalam agama Allah
dengan berbondong-bondong…”.

 Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise (hikmah tak terduga) adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: “bagaimana mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama mengajarkan teror, kekerasan dan suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa?” Tapi keduanya berbasis pada hal yang sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized, kejam terhadap perempuan dan sejenisnya.

Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi.
Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen. Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi kedua.
World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller, mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih (1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123 jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara).

Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Wahington, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Atas fakta inilah, ditambah gelombang masuk Islam di luar Amerika, seperti di Eropa dan beberapa negara lain, beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: “Moslems are the world fastest growing group.” Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.” Kemudian, Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the country” (Newsday Religion Writer, Newsday). “Islam is the fastest growing religion in the United States,” kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times.
Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April 2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi masa depan Islam di Amerika dengan tajuk “Is Islam a Trully American religion?” (Apakah Islam adalah Agama Amerika yang sebenarnya?) menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.

 Penulis, Dosen UIN SGD Bandung, alumni Southeast Asian Studies, The Australian National University, Canberra.

Libur Hari Minggu dan Masjid Bertebaran di Mana-mana adalah Bentuk Toleransi Beragama

Selama ini, publik di Indonesia dijejali kesan, membangun masjid sangat mudah, membangun gereja sulit. Mantan Presiden Jusuf Kalla, secara mengejutkan, menunjukkan fakta sebaliknya. Kesan itu keliru. Ini berarti menguntungkan kedua belah pihak. Umat Kristen menjadi melek dan boleh berbangga. Bagi umat Islam, kesan “sulit” itu ternyata tidak. Bila ada satu dua masalah kesulitan membangun gereja itu harus diketahui konteks masalahnya dan jangan melihat perkasus, tapi keseluruhan nasional.


 JAKARTA, KOMPAS.com, 29 Maret 2013 — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, banyak warga masyarakat yang tidak mengetahui jika sebenarnya jumlah pertumbuhan gereja di Indonesia jauh lebih banyak dari jumlah masjid.
Hal tersebut disampaikan JK dalam HUT Baitul Muslimin Indonesia, Jumat (29/3/2013) di Pancoran, Jakarta Selatan. Menurutnya, dalam rentang waktu 20 tahun, pertumbuhan gereja sebesar 130 persen, sedangkan masjid 63 persen.
“Itulah bukti bahwa Muslim sangat menghormati non-Muslim,” kata JK di kantor pusat Baitul Muslimin Indonesia, di Pancoran, Jakarta Selatan.

JK menceritakan bahwa dirinya sempat mendapat protes dari sebagian pihak kenapa masjid ada di mana-mana. JK lalu menjawab bahwa hal itu dampak dari betapa toleransinya Indonesia yang walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, hari libur tetap hari Minggu.
Hal itu tentu menyebabkan masyarakat yang beragama Islam harus melaksanakan ibadah di sela-sela waktu kerja dan hal itu tentu menyebabkan masjid akhirnya ada di kantor, mal, ataupun di tempat-tempat kerja lainnya.

“Tidak ada negara dengan mayoritas penduduk Islam, tapi hari liburnya justru Minggu seperti di Indonesia. Jadi, kalau mau gereja yang ada di mana-mana, tentu hari liburnya ditukar dari Minggu jadi Jumat,” ujar JK, yang dalam acara tersebut bertindak sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.

Dalam acara HUT ormas Islam sayap dari PDI-P tersebut, selain JK, hadir beberapa tokoh lainnya, seperti Taufiq Kiemas (Ketua Dewan Penasihat PDI-P), Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Khalid Ghazali (Sekjen PB NU), Akbar Tandjung (mewakili KAHMI), Jimly Assidique (mewakili ICMI), dan Hamka Haq (Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia).

Fakta : Saat Ini, Islam Agama Terbesar di Dunia

Ikut bangga juga meskipun kalimat itu sudah sering kita dengar bahwa agama Islam adalah agama terbesar di Indonesia. Namun, apa jadinya jika sekarang agama Islam sudah go internasional menjadi agama terbesar di dunia? Bukan hanya terbesar tetapi dilihat dari pertumbuhannya juga tercatat sebagai agama tercepat pertumbuhannya. Kita sebagai muslim selayaknya semakin meyakini agama kita dan menambah ketaqwaan kita kepada Tuhan YME.

Ini buktinya :

Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Sebaran menurut agama adalah: Islam 22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan 1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya 11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04% (www.30-days.net). - dengan catatan, fenomena saat ini Islam terpecah-pecah menjadi beberapa golongan. Seharusnya Islam bersatu menjadi 1 khilafah untuk mencapai kembali kegemilangan masa lalu. Ini yang harus kita waspadai bahwa realitanya banyak bermunculan faham-faham baru yang berkedok Islam, tetapi ajarannya keluar dari pedoman Al-Quran.

Bahkan dikatakan bahwa jumlah pemeluk Islam pada 2012 adalah 2.1 milyar. Sedangkan jumlah pemeluk Kristen dan Protestan adalah 2 milyar . Sehingga Islam saat ini, kendati dibandingkan dengan pemeluk Kristen dan Protestan sekalipun, sudah menjadi agama terbesar di dunia (www.religiouspopulation.com).

Penduduk dunia (2011) tumbuh 137% dalam satu dekade terakhir, di mana Kristen tumbuh sebanyak hanya 46%, sebaliknya, Islam tumbuh sebanyak 5 kali lipatnya: 235%. (The Almanac Book of Facts, 2011). Dikatakan, bila tren pertumbuhan ini terus berlangsung, diperkirakan pada tahun 2030, 1 dari 3 penduduk dunia adalah orang Islam. (www.muslimpopulation.com).

Dilihat per benua, menurut data UN (2012), sejak tahun 1989 sampai tahun 2012, perkembangan jumlah pemeluk agama Islam yang paling cepat terjadi di Australia dan Oceania/Pacific 257.01%; kemudian berturut-turut diikuti oleh Eropa 142.35%; Amerika 25%; Asia 12.57%; Afrika 2.15%; dan Amerika Latin 4.73% (www.30-days.net)

Menurut The Almanac Book of Facts (2011), dalam sepuluh tahun terakhir, penduduk dunia bertambah sebanyak 137%. Di mana pemeluk agama Kristen bertambah sebanyak 46%. Sedangkan pemeluk agama Islam bertambah sebanyak 235% (www.geocities.com)

Sehingga disimpulkan bahwa Islam adalah agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tertinggi di dunia, setiap tahunnya. Antara 1990 sampai 2000, diperkiraan sekitar 12.5 juta orang dari berbagai agama, pindah ke agama Islam. (Guinness Book of World Records,2011).

Perkembangan Islam yang sangat cepat ini disebabkan oleh dua faktor penting. Pertama, oleh tingkat kelahiran (fertility rate) yang tinggi di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Kedua, oleh jumlah orang-orang yang pindah (conversion) dari agama lain ke agama Islam yang juga tinggi, terutama di Amerika, Eropa dan Australia dalam 20 tahun terakhir (The Almanac Book of Facts, 2011)

Menurut hasil polling (2012) di Amerika, diketahui sekitar 200.000 orang setiap tahunnya pindah dari agama Kristen ke agama Islam. (www.usislam.org)

Sebuah studi oleh Faith Matters (2011) di Inggris, diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir, diperkirakan jumlah orang Inggris yang pindah dari agama lain (Kristen) menjadi pemeluk agama Islam adalah sebanyak 5.000 orang setiap tahun (http://insideislam.wisc.edu)

Terkait dengan perkembangan Islam yang cepat ini, menurut CNN, pemeluk Kristen semakin tidak meyakini kebenaran ajaran agama mereka. Sebaliknya pemeluk Islam, keyakinan terhadap kebenaran agama mereka semakin meningkat.
Di Indonesia tidak diketahui dengan pasti jumlah semua muallaf. Namun pemeluk agama lain yang pindah ke agama Islam merupakan fenomena sosial yang nyata dan trennya terus meningkat. Diperkirakan setiap tahun muallaf bertambah 10 sampai 15% (Syafii Antohio).
Sebagai contoh, dari sekian banyak muallaf di Indonesia, 7 orang terkenal yang sudah pindah ke agama Islam adalah: Sandrina Malakiano, Marini, Chicha Koeswoyo, Syafii Antonio, Bob Hasan, W. S. Rendra, dan El Manik.
Di dunia, 7 orang di antara jutaan muallaf yang namanya relatif dikenal adalah: Yusuf Islam (Penyanyi Inggris), Muhammad Ali (petintu Amerika), Yusuf Estes (Penghotbah Kristen, Amerika), Murad Hofmann (Diplomat, Jerman), Muhammad Assad (Wartawan Internasional, Austria), Selma A. Cook (Penulis, Australia), dan Jeffery lang (Profesor matimatika, Amerika).
Tingginya jumlah orang yang menjadi muallaf, memfasilitasi berkembangnya Islam menjadi lebih pesat lagi. Di Jeman, pernah terjadi sebanyak 1.250 orang non-Muslim yang menghadiri dakwah muallaf Amerika, Yusuf Estes, mengambil keputusan untuk menjadi Muslim dan bersyahadat langsung dihadapan beliau.
(Penulis Buku Paradigma Al-Fatihah) | ROL
http://www.atjehcyber.net
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends