Minggu, 09 Januari 2011

PARIJOTHO

Belum banyak artikel yang membahas tentang tumbuhan khas ini. Kekhasannya menjadikan varitas ini menjadi salah satu ikon paling diutamakan di daerah yang ditumbuhinya, dan menjadi berkah bagi penduduknya karena nilai jualnya. Salah satu daerah yang subur di tumbuhi parijotho adalah di kawasan wisata gunung Muria Colo, Kudus.
Kita banyak menemukan jenis tumbuhan ini tumbuh liar di lereng-lereng gunung atau di hutan-hutan. Bahkan karena menjadi salah satu daya jual yang menjanjikan, masyarakat di kawasan itupun membudidayakannya secara mandiri di kebun-kebun ataupun di pekarangan rumah mereka. Tumbuhan jenis bunga ini ternyata menarik juga sebagai tanaman hias di halaman rumah. Tak kalah dengan bunga Anggrek. Jika sudah berbuah, kepingan rupiah pun bisa diharapkan masuk kantong. Nama parijotho sendiri tak banyak yang tahu asal muasal mengapa tanaman ini sampai dinamakan parijotho. Parijotho sendiri merupakan nama salah satu jenis musik langgam jawa. Biasa disebut dengan langgan sinom parijotho.
Baca-baca dari beberapa sumber, tumbuhan ini diklasifikasikan sbb:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Divisio: Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub-Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Family : Melastomataceae
Genus : Medinella
Spesies : Medinella speciosa L.
Tanaman ini bisa tumbuh perdu, tegak, tinggi mencapai 1-2 meter. Tumbuh subur pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab pada ketinggian 800 m -2.300 m di atas permukaan air laut.Umumnya berbunga pada bulan November-Januari dan siap panen bulan Maret-Mei. Namun tanaman ini juga bisa berbuah sepanjang tahun tergantung perubahan iklim dan perawatannya.
Beberapa mitos masyarakat lah yang membuat buah parijhoto ini gemar dibeli para wisatawan. Bahkan masyarakat lokal pun masih menggunakan buah ini untuk ritual khusus. Mereka biasa memanfaatkan buah yang rasanya campuran antara kecut dan getir ini untuk ritual mitoni atau upacara untuk peringatan tujuh bulan bayi dalam kandungan. Biasanya mereka mencampurkannya sebagai salah satu bahan rujakan. Setelah bercampur dengan racikan bumbu rujak dan bermacam-macam buah rujakan seperti mangga, nanas, delima, ketimun, bengkoang, dan sebagainya dijamin rasa kecut dan getir buah parijotho ini tak akan terasa lagi. Justru rasanya menjadi lebih nikmat. Mengenai kepercayaan masyarakat setempat, buah parijotho ini bagus untuk orang yang sedang hamil muda. Salah satu mitos yang masih kental adalah jika seseorang yang tengah hamil muda mengkonsumsi buah parijotho, mereka percaya bahwa nantinya akan lahir anak-anak mereka dengan paras yang rupawan. Ganteng untuk anak laki-laki dan cantik untuk anak perempuan. Benar tidaknya mitos itu, toh mereka masih mempercayainya hingga sekarang. Bahkan uforia mengenai mitos itu sampai menjalar dan mengakar kepada masyarakat luar daerah. Berwisata ke kawasan Muria Colo serasa kurang lengkap tanpa memetik buah yang satu ini.
Selain mitos di atas tanaman ini juga memiliki banyak manfaat dan khasiat. Tidak hanya buahnya saja, tetapi juga daunnya. Bisa dipakai saat masih segar ataupun setelah dikeringkan menjadi bubuk. Tentu saja akan lebih baik jika dikonsumsi dalam keadaan masih segar karena belum banyak kandungan kimia alami yang hilang karena proses berikutnya.
Berikut khasiat Tanaman parijotho ini :
1.       Sebagai obat sariawan : buah parijotho segar kira-kira sebanyak 5 gram dicuci dan dihaluskan kemudian campurkan dengan 100ml air matang. Gunakan untuk berkumur atau diminum klangsung.
2.       Sebagai obat diare : dengan memanfaatkan 20 gram daun parijotho yang sudah dicuci, kemudian direbus dengan 400 ml air hingga mendidih. Saring rebusan daun dan diamkan hingga dingin dan airnya diminum 2 kali sehari.
Mengenai kandungan gizi yang terdapat dalam buah maupun daun parijotho ini belum banyak yang memperhatikan dengan serius. Namun dari segelintir  artikel yang pernah saya baca, buah ini diklaim mengandung bahan kimia yang penting bagi kesehatan berupa saponin (detergen alami yang efektif untuk anti bakteri dan menurunkan kolesterol), kardenolin, flavonoid (zat kimia yang hanya diproduksi oleh tumbuhan sebagai antioksidan), dan tanin.
Nah, mungkin karena kandungan gizi itulah yang membuat masyarakat menjadi percaya pada khasiat tanaman ini, termasuk mitos yang seperti yang sudah mengakar dalam kepercayaan masyarakat itu. Pun begitu, masyarakat yang mempercayai mitos itu masih banyak yang belum mengetahui kandungan gizi secara ilmiah.Namun tak ada salahnya jika kita tetap melestarikan tanaman ini. Selain bernilai jual yang cukup menjanjikan, kita juga dapat memetik kandungan gizi di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends