Senin, 02 Januari 2012

Beda, Malam Tahun Baru di Kudus Diwarnai Hujan Sandal Jepit

Demi menyaksikan momentum pergantian tahun 2011 menuju 2012, gue sampai bela-belain hujan-hujanan dari rumah sampai alun-alun kota Kudus. Jaraknya sekitar 20 km menuruni lereng Muria. Kesempatan kali ini gue emang sengaja meluncur sendirian. < Bilang aja lagi jomblo, Bang.... >. Pacar ada sich, cuma susah ngajaknya.
Jam 19 gue nyampe Kudus n mampir ke menara dulu. Abis ziarah ke makam sunan Kudus, kebetula gue ketemu temen lama yang bernah bareng skul di MAN 2 Kudus. Sumpah gue lupa namanya, cuman mukanya aja yang masih inget. Untung dia yang nyapa duluan...he he he <nggak bakat jadi orang yang frenli>. Jam 20 gue langsung ngibrit ke rumah temen gue, buat nitipin motor, karena udah pasti suasana alun-alun macet total. Kalau perlu, ntarnya gue juga perlu menitipkan diri, cos capek kalau malem-malem, hujan, mesti balik lagi meluncur ke gunung. Dari rumah temen gue tuh, wajib jalan kaki sekira 1 km an menuju simpang 7 Kudus. Nggak kerasa melelahkan sich, karena banyak juga yang menjalankan ritual jalan kaki dengan tujuan yang sama. Meski hujan diperjalanan, dan sempat berdesak-desakkan di antara kerumunan orang, tekat gue udah bulat. Nggak lagi berfikir panjang apa yang terjadi sama gue yang penting bisa nyampe ke lokasi. <he he he.... dramatis banget...>.
Suasana di lapangan simpang 7 begitu padat. Meski diguyur hujan, semua yang tua muda, cowok cewek, anak-anak, ABG semacam gue <ABG?>, ngumpul jadi satu. Menit demi menit penantian para suporter disuguhi penampilan band lokal yang seru pastinya. Meski sesekali ada keributan kecil di tengah-tengah kerumunan. Malah seru sih, tambah ramai. Tapi nggak nyaman juga kalau sampai ada tindakan anarkis. Apalagi, ada juga aksi yang menjurus anarkis. Aksi lempar-lemparan sandal menjadi atraksi yang lucu sekaligus menegangkan. Di antara kerumunan masa yang tengah asyik bergoyang diwarnai aksi saling lempar sandal. Entah cuma iseng atau gimana, gue cuma menikmati aja. Toh, pada akhirnya nggak sampai ada tindakan yang melampaui batas. Yah, asyik aja liatin sandal pada beterbangan ke udara seperti kembang api, he he he....
Akhirnya hitungan mundur pun dimulai. Serentak dan terus bersmbungan, kembang api beterbangan ke langit-langit kota kudus. Pokoknya spektakuler dan mengagumkan. Mulai kembang api jenis murahan hingga yang dibandrol ratusan ribu semua ikut memeriahkan malam pergantian tahun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends