Jumat, 09 Desember 2011

Ini Caranya Biar Nggak Dirampok Polisi Pas Kena Tilang

Diberhentikan polisi saat tengah berkendara di jalan raya memang menjadi hal yang sangat menakutkan, khan... hehehe...curhat). Tapi, benernya sih nggak perlu takutlah kalau kita yakin sudah menaati peraturan dalam berkendara di jalan raya. Selain kewajiban membawa STNK dan SIM, kelengkapan lain seperti helm standar dan kelengkapan standar kendaraan pun perlu diperhatikan. Misalnya kaca spion harus terpasang, lampu harus dihidupkan, lampu rating normal, plat nomor sesuai, dan lain2. Kalau semua syarat udah terpenuhi, maka kita nggak perlu khawatir donk jika mendadak pak polisi menghentikan kita di tengah perjalanan.
Namun, keadaan memang tidak selalu sesuai dengan teori. Kadang kala, pas kita udah merasa sudah memenuhi syarat berkendara dengan baik dan aman, tetap saja harus berurusan dengan oknum polisi yang "nakal". Pak Polisi sudah yakin kita dalam kondisi baik, tapi pak polisi masih saja mencari-cari alasan agar kita tetap kena tilang. Huft....yang ini nich, yang nggemesin. Pasalnya, gue juga pernah kejadian pas di Semarang. Kelengkapan surat sudah lulus pemeriksaan, standar kendaraan sudah dapet nilai A. Anehnya, gue tetep harus bayar denda dengan alasan yang ngak beralasan. Cuma gara-gara nggak hati-hati saat mendahului kendaraan lain. Maksud Loh.... Gue waktu itu belum ngerti soal tilang menilang yang benar. Makanya gue pakai jalan damai aja. Akhirnya dengan tawar menawar duit 50 ribu yang gue umpetin di dalam dompet paling tersembunyi pun melayang ke kantong pak polisi dengan gampangnya. Pernah sekali, pas di Kalimantan kena denda 350.000 gara-gara nggak bawa SIM. Kalau yang ini sih, gue akuin gue yang salah, tapi apa memang harus 350.000? Apa emang sebesar itu dendanya? Pernah sekali di daerah Kudus, kejaring razia polisi juga. Motor nggak pake spion. Lagi-lagi karena gue nggak ngerti hukum akhirnya lebih milih jalan damai dech. Asal cepat kelar aja 50.000 pun menguap dari kantong gue yang udah tipis. Biasanya operasi polisi nakal berada di tempat-tempat yang agak sepi.
Dari beberapa pengalaman itu, gue makin illfeel sama polisi. Makin nggak percaya, n hilang rasa segan apalagi hormat. Meskipun nggak semua polisi begitu lho. Kekesalan gue cuma buat polisi yang nakal.
Akhirnya gue mikir-mikir gimana bikin supaya polisi itu nggak seenaknya aja ngerampok kita pas ditilang. Gue surfing aja di internet n syukur gue bisa dapet info dari salah satu blog yang gue suka banget yaitu di danish56.blogspot.com.
Simak nich percakapan yang gue ambil dari sumber, cara biar nggak dirampok polisi pas kena tilang.

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK ?
Sopir (S) : Baik Pak.

P : Mas tau kesalahannya apa ?
S : Gak Pak.

P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yang memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang, lalu menulis dengan sigap.
S : Pak jangan ditilang deh. Wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana. Kalo ada pasti saya pasang.

P : Sudah saya tilang saja. Kamu tau gak banyak mobil curian sekarang ? (dengan nada keras !!)
S : (Dengan nada keras juga) Kok gitu ! Taksi saya kan ada STNKnya Pak. Ini kan bukan mobil curian !

P : Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas). Kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH).
S : Maaf, Pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yang warna BIRU aja.

P : Hey ! (dengan nada tinggi), kamu tahu gak sudah 10 hari ini form biru itu gak berlaku !
S : Sejak kapan Pak form BIRU surat tilang gak berlaku ?

P : Ini kan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU. Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo kamu gak mau, ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
S : Baik Pak, kita ke komandan Bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya, berani betul sopir taksi ini.
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas ?
S : Siapa yang melawan ? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan yang gak mau ngasih

P : Kamu jangan macam-macam yah. Saya bisa kenakan pasal melawan petugas !
S : Saya gak melawan ? Kenapa Bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja Pak, saya foto bapak aja deh. Kan bapak yang bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

Wah … wah …. hebat betul nih sopir ! Berani, cerdas dan trendy. Terbukti dia mengeluarkan HPnya yang ada kamera.
P : Hey ! Kamu bukan wartawan kan ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu).

Kemudian si sopir taksi itu pun mengejar polisi itu dan sudah siap melepaskan shoot pertama (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi).
P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas seperti itu.
S : Si Bapak itu yang bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yang menilangnya) .

Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi. Ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yang menghalau tadi menghampiri si sopir taksi.

P 2 : Mas, mana surat tilang yang merahnya? (sambil meminta)
S : Gak sama saya Pak. Masih sama temen Bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)

P : Sini, tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)

Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600,- sambil berkata : Nih kamu bayar sekarang ke BRI ! Lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini. Saya tunggu.
S : (Yes !!) OK Pak ! Gitu dong, kalo gini dari tadi kan enak.

Kemudian si sopir taksi segera menjalankan kembali taksinya sambil berkata pada saya, : Pak, maaf kita ke ATM sebentar ya . Mau transfer uang tilang. Saya berkata : “Ya, silakan.”

Sopir taksi itupun langsung ke ATM sambil berkata, “Hatiku senang banget Pak, walaupun ditilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu. Untung saya paham macam-macam surat tilang.

Tambahnya, : “Pak kalo ditilang kita berhak minta form biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI! Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum.


Hehehe...rasain tuch polisi nakal, nggak jadi dapet duit empuk.


Ini Contoh SLIP MERAH


berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itu pun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai nilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat. Disini pun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.


Ini Contoh SLIP BIRU


berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah no. rek Bank BUMN).

Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk ditukar dengan SIM/STNK kita di Kapolsek terdekat di mana kita ditilang. You know what ? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50 ribu ! Dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA. Dan satu lagi yang paling penting, pastikan setiap meminta slip biru NOMINAL yang tercantum di slip harusnya menuju ke nomer rekening atas nama Kejaksaan Negeri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends