Rabu, 15 Januari 2014

Fakta : Uang Kertas adalah Uang Mainan yang Menipu Dunia dan Memiskinkan Indonesia

Dipikir-pikir secara logika maupun melihat kenyataan yang semakin jelas terlihat, maka tak ada salahnya jika kita menganggap penggunaan uang kertas yang selama ini terus kita jalankan merupakan sebuah penipuan besar. Di satu sisi kita menyebut ini sebagai kemajuan peradaban. Kita ingat jaman dahulu, nenek moyang kita menggunakan batu sebagai sistem mata uang. Bahkan lebih jauh lagi kita kenal dengan sistem barter. Penyeragaman mata uang itulah yang kita sebut kemajuan peradaban sistem mata uang, dimana satu sama lain memiliki nilai tukar. Di sisi lain, ini adalah kemunduran yang pelan tapi pasti. Mata uang kertas memang sengaja didesain untuk sebuah tujuan akhir yang mengejutkan.
Padahal, ribuan tahun lalu manusia sudah mengenal sistem mata uang yang mensejahterakan, yaitu semasa peradaban Islam mulai berkembang. Nabi Muhammad SAW sudah mengenalkan mata uang yang benar-benar asli dan murni yaitu dinar dari emas dan dirham dari perak (Baca buku : The Gold Dinar and  Silver Dirham karya Syekh Imran Hossein)
Masih belum yakin bahwa kita, Indonesia, dan negara-negara lain di dunia telah ditipu mentah-mentah oleh sistem mata uang kertas? Uang kertas menjadikan ketimpangan sosial. Coba bandingkan Indonesia dengan Singapura. Indonesia kaya sumber daya alam tapi masih banyak rakyat dijerat kemiskinan. Sedangkan singapura tidak memiliki sumber daya alam tapi rakyatnya bermandikan uang kertas.
Kita tahu masing-masing negara memiliki mata uang sendiri, dan memiliki nilai tukar satu sama lain. Kita juga mengamini bahwa dollar Amerika digunakan sebagai patokan kurs mata uang di dunia.  Mengapa harus dollar Amerika? Karena merekalah yang mendesain penipuan ini. Sistem mata uang yang dulu berpatokan pada emas dan perak mendadak berubah menjadi kertas yang dilukis gambar pahlawan. Dollar Amerika tentu saja hanya bentuk kamuflase saja agar semua mata uang dunia tertipu dan mengekor pada US$.
Di sinilah letak penipuannya. Saat negara-negara lain di dunia bangga dengan mata uang mainannya, atau bangga dengan mengumpulkan devisa berupa US$ sebanyak-banyaknya, Amerika justru sibuk mengeruk emas sebanyak-banyaknya sambil membagi-bagikan US$-nya untuk menyilaukan mata, mengalahkan kilau emas. Termasuk invasi Amerika ke Papua untuk mengeruk habis harta karun emas kita, tragis. Sudah sangat gamblang, bahwa USA tidak perlu mengumpulkan US$ karena kan mereka sendiri yang buat. Mereka lebih senang menumpuk emas. Untuk Apa? Tentu saja untuk sistem mata uang masa depan. Mengapa emas? Karena meniru sistem mata uang yang pernah berjaya pada masa keemasan Islam. Untuk itulah, peradaban Islam ditenggelamkan dengan menipu tata mata uang, kemudian kelak dimunculkan lagi sebagai produk Amerika (bukan produk Islam) ketika semua emas terkumpul di Amerika dan negara-negara yang emasnya dikeruk habis oleh Amerika akan jatuh miskin semiskin miskinnya. Bukan tidak mungkin, pada akhirnya uang kertas mengalami pelemahan dan berujung kematian termasuk US$ yang mereka buat-buat sebagai bahan kelabu. Saat dolar jatuh, saat itulah emas mencapai titik tertinggi. Coba saja amati perilaku US$. US$ selalu bergerak berlawanan arah dengan harga emas. Kalau US$ yang diindikasikan dengan US$ Index naik, maka harga emas yang turun. Sebaliknya jika index US$ turun, maka harga emas yang akan naik. Jadi, sangatlah gamblang bahwa ini ada adalah tren yang tidak kita sadari akan beralihnya mata uang kertas menjadi uang emas.
Semakin jelas. Indonesia akan semakin miskin dengan mata uang kertas yang dikurskan dengan US$ yang semakin melemah. Saat rupiah tak ada harganya lagi, justru harga emas semakin meroket menjadi-jadi di saat US$ juga mengalami penurunan. Emaslah yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran ekonomi. Sedangkan Indonesia, harus menganga karena tak segram pun emas yang tersedia. Semua telah habis dikeruk oleh Amerika. Hingga detik ini, Amerika telah bekerja dengan mulus. Namun kemulusan itu tentu saja ada desainernya atau dalangnya atau otaknya. Otak itu benar-benar jenius, seperti klaim kaum mereka sendiri bahwa mereka adalah kaum pilihan Tuhan. Kalian sudah pasti tahu kepada siapa untuk menunjuk otak dibalik konspirasi besar ini.
Tapi, kembali kita harus sadar bahwa kita hidup di dunia hanya sementara. Mengumpulkan materi pada akhirnya tidak memberi manfaat kepada kita selain pertanggungjawaban kita di akhirat. Sebanyak-banyaknya materi yang kita kumpulkan tidak akan kita bawa ke akhirat kecuali tabungan akhirat yaitu ibadah termasuk sedekah. Jadi, biarkan saja Amerika mengeruk emas sebanyak-banyaknya, sedangkan kita mari mengumpulkan pahala akhirat

2 komentar:

  1. setuju tapi sudah terlambat, temen-temen ane orang tua saudara udah saya kasih tau tetep nggak ada yang percaya

    BalasHapus
  2. SAYA SANGAT KHAWATIR AKAN HAL INI ... JDI TOLONG BERI SOLUSI YG JITU BIAR SISTEM INI JITU ,,, DIMULAI DARI DIRI - KELUARGA - MASYARAKAT

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Friends