Apakah kamu termasuk orang yang sering terlambat? Misalnya datang telat diacara kumpulan keluarga, wawancara kerja, telat ke kantor, ataupun ke sekolah.
Berbagai macam alasan pun dijadikan kambing hitam untuk menutupi kesalahan kita. Jalan macet, bangun kesiangan, hujan, ban kempes, adalah alasan-alasan klasik yang sudah akrab dengan diri kita. Pun begitu kita tetap saja memakainya meski atasan kita atau guru kita sudah menganggap alasan-alasan itu hanyalah pembelaan diri saja. Namun, ternyata ada beberapa alasan yang lebih mendasar mengenai seringnya keterlambatan kita terjadi. Sebenarnya alasan itu muncul dari pribadi kita sendiri. Namun, tak banyak yang memahami sifat kita sendiri yang cenderung menyalahkan kondisi di sekitar kita. Sifat pribadi kita lah yang menjadikan terlambat menjadi suatu kebiasaan. Berikut beberapa makna menarik di balik kebiasaan keterlambatan yang sering kita lakukan.
1. Kekanak-kanakan
Mengapa demikian? Kalian pasti tau dong gimana pola fikir anak-anak. Anak-anak benar-benar belum bisa memperkirakan berapa lama suatu aktifitas akan selesai dilakukan atau berapa lama untuk menepuh jarak tertentu. Fungsi semacam ini baru disadari ketika kita menginjak usia dewasa. Nah, ini dia yang membuat kamu sering terlambat. Kamu yang merasa sudah dewasa tapi sering terlambat datang ke kampus atau ke kantor, saatnya untuk merubah pola fikir kalian. Jika kamu masih saja suka menelatkan diri, berarti kamu belum menyadari ada orang lain yang sangat marah dengan aktivitas buruk kamu. Bosmu atau dosenmu mungkin? Bisa jadi kan? Dan itu sangat merugikan orang lain.
2. Pelampiasan Kemarahan
Mungkin hal ini yang menjadi pemicu, kamu sering datang terlambat. Kamu sangat tidak puas dengan kebijakan bos atau teman kerja, maka dari itu kamu sengaja terlambat datang. Atau kamu tidak menyukai dosen yang akan ceramah mata kuliah, kamu jadi ogah-ogahan masuk kelas. Semua kegiatan itu merupakan ekspresi ketidakpuasan kamu terhadap suatu hal sehingga kamu merasa puas dengan melampiaskannya dengan sengaja datang terlambat.
3. Merasa Diri Sendiri Lebih Penting
Ini dia sifat egois yang berujung menurunkan kinerja kamu. Kamu merasa mempunyai hak penuh untuk mengatur waktu kamu sehingga kamu menjadi egois dan bertindak sesuka hatimu. Sifat semacam ini memberikan kesenangan tersendiri karena merasa telah membuat orang lain menunggu. Dengan kata lain, tidak mau dikendalikan orang lain.
4. Menghilangkan kecemasan
Biasanya hal ini terjadi ketika perasaan kamu sedang diliputi rasa kecemasan. Habis putus dengan pacar, atau lagi marahan, bahkan ingin menghindari presentasi di kampus, terkadang membuat kamu menjadi lelet dan enggan bersikap tepat waktu. Perasaan seperti itu masih bisa ditolerir, tapi sikap profesional kamu tetap lebih utama kan?
Jadi, bangun kesiangan dan jalan macet tak lagi menjadi alasan tepat kan kalau kamu bisa berfikir lebih dewasa dan menghadapi segala sesuatu dengan profesional.
Gimana kalo lokasi kita emang di kawasan yang rawan macet? Kan emang harus nyalahin macet...
BalasHapusYa naik busway bos...sukur2 ada MRT biar nyampe tujuan dg cepat.
BalasHapus